Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Jumat, 24 November 2017

Menulis Bukan Bakat

Saya guru biasa yang rutinitas sehari-hari cukup berangkat ngajar pulang mengurus keluarga. Tapi itu dulu. Duluuuu pernah berpikir jadi guru saja itu sudah cukup. Pernah seorang teman mengajak menulis buku, tetapi kujawab tidak. Menurutku menulis itu bakat. Aku tidak punya bakat untuk menulis.
Tahun 2011 seorang teman mengajak menulis. Dalam hati apakah mampu? Teman saya memaksa dan menyakinkan bahwa saya bisa. Beberapa hari saya berburu buku sampai ke Yogyakarta. Kota yang lumayan jauh dari rumah di Sragen. Dengan kemampuan yang saya miliki akhirnya selesai juga dua naskah buku dalam waktu satu bulan.
Sukses di dua naskah ada tawaran yang kedua. Tawaran kali ini menulis buku pelajaran. Ada enam naskah yang harus dibuat dalam waktu dua bulan. Tetapi buku itu belum  tentu diterbitkan. Tetapi kejutan itu datang satu tahun kemudian. Enam naskah buku diterbitkan disebuah penerbit besar. Rasa syukur yang luar biasa.
Tahun 2017 mulai digencarkannya menulis buku. Satu Guru Satu Buku. Saya ikuti arus itu. Dengan semangat ikut pelatihan menulis buku. Berangkat pelatihan masih bingung mau menulis apa? Tidak ada ide di kepala yang mau muncul. Tetapi, narasumber menggiring saya menemukan ide. Satu ide sudah ada di kepala. Satu buku akhirnya selesai dalam waktu satu Minggu. Buku itu berjudul" Dia Tidak Bisu. Buku yang bercerita tentang siswa berkebutuhan khusus.
Satu buku selesai, saya mulai ketagihan menulis. Waktu yang tidak tersedia begitu banyak akhirnya menjatuhkan pilihan ke buku antologi. Dalam satu tahun ini sudah satu buku dan dua buku antologi selesai. Menulis menjadi mudah karena menggunakan "menemu" menulis dengan mulut. Sambil tiduran saya bicara di handphone sudah jadi tulisan. Terbukti bahwa menulis itu bukan karena bakat. Semua orang bisa menulis. Yuk, menulis!

Selasa, 10 Oktober 2017

Buku Pertamaku (Tulisan Jagoan Kecilku)



Aku senang membaca buku sejak kelas satu Madrasah Ibtidaiyah (MI). Aku membaca buku-buku cerita fabel, pesawat, kereta api, kapal, helikopter, tentang nabi, buku petualangan, buku-buku tentang pendidikan karakter, buku ensiklopedia, buku tentang benda-benda langit, tentang Dinosaurus, tentang buah-buahan, dan masih banyak buku yang lainnya.
Aku merasa sangat senang saat membaca buku cerita. Buku yang paling aku suka adalah buku tentang Dinosaurus. Alasan aku suka  membaca buku tentang Dinosaurus karena aku belum pernah melihat Dinosaurus karena waktu itu aku belum lahir. Ternyata dari buku yang aku baca banyak sekali macamnya. Dari beberapa macam Dinosaurus itu yang aku kenal adalah jenis Ultrasaurus dan Tireks. Tireks adalah jenis Dinosaurus pemakan daging, sedangkan Ultrasaurus termasuk pemakan tumbuhan.
Aku membaca buku-buku tersebut dari membeli dan pinjam dari perpustakaan di sekolah. Aku membeli buku dari beberapa toko buku yang ada di kota Yogyakarta dan kota Solo. Buku-buku tersebut dibelikan oleh bundaku. Bundaku sering ke toko buku sekaligus membelikanku buku-buku yang kusuka. Alasan bunda membelikan aku buku agar aku suka membaca dan menjadi anak yang berpengetahuan luas. Ketika ada bazar buku, aku sangat senang. Aku suka memborong buku di bazar-bazar buku di kota Yogyakarta. Sehingga bukuku sangat banyak dan aku menyimpannya di rak buku, juga ada beberapa buku yang diberikan kepada murid-murid bundaku.
Selain membeli buku, aku juga meminjam di perpustakaan sekolah. Di perpustakaan sekolahku ada ribuan buku. Buku di perpustakaan sekolahku boleh dipinjam untuk dibaca di rumah. Pustakawan sekolahku dulu bernama Bu Novita dan sekarang bernama Bu Anis. Dia sangat ramah, jika meminjam buku selain siswa kelas satu harus memiliki buku khusus. Saat meminjam buku harus antre untuk lapor dan menyerahkan buku bukti meminjam.
Di sekolahku pada setiap hari Sabtu ada program Sabtu membaca. Ketika duduk di kelas dua aku pernah maju di hadapan teman-teman satu sekolah untuk bercerita. Setiap anak yang maju bercerita mendapatkan hadiah dari pustakawan. Karena aku sudah berani bercerita aku mendapat hadiah berupa alat tulis. Aku sangat senang dan bersemangat.
Selain membaca, bercerita, aku juga suka menulis. Aku suka menulis beberapa pengalamanku. Aku ceritakan di buku tulis khusus. Bunda membimbingku untuk menulis pengalamanku. Tulisan yang aku tulis di buku, ternyata diambil oleh bunda dan dibukukan. Aku punya satu buku bergambar yang disusun oleh bunda. Aku berharap itu adalah buku pertama dan akan ada buku yang kedua dan seterusnya.
Buku yang kutulis berisi tentang pengalamanku. Buku itu diberi judul “Pengalaman yang Menyenangkan”. Isinya tentang semua pengalaman menyenangkan baik di rumah ataupun di sekolah. Aku akan menceritakan isi buku pertamaku.
Aku bercerita tentang pengalaman pertamaku bercerita di Sabtu Membaca. Pertama kalinya mendapatkan hadiah karena bercerita dari buku yang aku baca berjudul “di Rumah Sendiri”. Selanjutnya bercerita tentang liburanku bersama keluarga ke Goa Pindul Yogyakarta. Liburan sekolah telah tiba. Aku berlibur bersama keluarga ke Goa Pindul. Untuk masuk ke Goa Pindul harus menyusuri sungai sepanjang 300 m. Aku memakai pelampung dan naik perahu karet yang terbuat dari ban mobil.
Aku juga bercerita tentang senangnya bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri bersama keluarga. Lebaran sangat menyenangkan berkumpul bersama keluarga. Cerita selanjutnya tentang kegiatan jeda semester di sekolah. Aku ikut lomba baca puisi dan mendapat juara satu. Pengalaman yang sangat menyenangkan. Karena waktu itu aku masih kelas dua.
Aku juga bercerita tentang menanam cocor bebek di pot buatanku sendiri. Aku membuat pot sendiri di rumah. Aku sangat senang bisa menanam di pot buatanku. Itu cerita tentang buku pertamaku. #Naufal

Pembelajaran Efektif yang Murah tetapi Menyenangkan


Belajar menyenangkan dan efektif tidak harus dengan biaya mahal. Banyak media yang dapat kita manfaatkan tanpa harus mengeluarkan biaya. Alam merupakan salah satu media yang disediakan Tuhan Yang Maha Esa untuk kita manfaatkan. Banyak yang dapat dimanfaatkan dari alam tanpa merusaknya tetapi tetap menjaga kelestariannya. Pembelajaran dengan alam sekitar selain hemat juga  mudah dipahami oleh siswa, terutama siswa sekolah dasar yang masih belajar dengan benda konkret. Siswa sekolah dasar belajar terstruktur mulai dari yang mudah ke sulit. Perlu proses untuk memahami pengetahuan.
Pembelajaran sekolah dasar dengan mata pelajaran terpadu dalam sebuah tema, menuntut seorang guru lebih kreatif .  Guru  harus pandai mengambil hati siswa dan mengundang perhatian mereka. Bagaimana cara memberikan pembelajaran yang efektif kepada siswa sekolah dasar yang menyenangkan tetapi tidak menghabiskan biaya yang mahal? Setiap guru punya metode sendiri untuk mencuri perhatian siswanya. Tetapi di sini penulis akan berbagi tentang pembelajaran efektif dengan biaya murah tetapi menyenangkan.
Pembelajaran tematik yang diberlakukan  di sekolah dasar untuk kurikulum KTSP 2013 telah mengajarkan penulis tentang alam sekitar yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran di kelas dan luar kelas. Semua mata pelajaran dapat dikaitkan dengan alam begitu juga Matematika. Jika selama ini alam sering dikaitkan hanya dengan mata pelajaran IPA, maka penulis sekarang sering memanfaatkan alam untuk belajar apa pun. Ada beberapa contoh pembelajaran menyenangkan yang sering penulis terapkan dalam belajar di kelas dan luar kelas.
Pertama, belajar Matematika materi pecahan. Menanamkan konsep pecahan dalam pembelajaran Matematika untuk siswa sekolah dasar terutama kelas empat tidaklah mudah. Mereka membutuhkan benda konkret untuk mengenal pecahan. Penulis  menggunakan buah atau daun kering. Siswa diminta membawa buah-buahan yang dipetik dari kebun atau membeli di pasar. Pilih buah yang harganya murah saat itu. Setiap siswa membawa buah dari rumah dan akan dipotong oleh guru. Ingat, siswa tidak boleh membawa benda tajam sendiri, guru yang harus memotong buah. Buah dipotong sesuai dengan kebutuhan, diusahakan jumlah potongan bervariasi agar siswa mengenal pecahan lebih banyak.
Selain buah, daun kering juga bisa dipakai untuk pembelajaran pecahan. Caranya daun dilipat menjadi beberapa lipatan sama besar. Dengan alat peraga buah atau daun ini, siswa  berdiskusi dengan kelompoknya melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan. Dengan melakukan percobaan mereka akan memecahkan masalah secara bersama-sama. Jangan lupa siswa juga diberi kesempatan mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Hal ini untuk menambah motivasi siswa dan melatih keberanian berbicara.
Kedua, memanfaatkan alam sekitar dalam pembelajaran IPA. Mata pelajaran IPA terutama berkaitan dengan hewan dan tumbuhan sangat cocok dengan pembelajaran di luar kelas. Mengajak siswa menemukan sendiri contoh, permasalahan, dan pemecahannya dari pengamatan lingkungan. Mata pelajaran IPA sangat cocok dengan metode inquiry. Dengan metode ini siswa akan menemukan masalah dan melakukan pengamatan. Contoh dalam pembelajaran jenis tulang daun di kelas 4. Ketika siswa belajar tentang macam-macam tulang daun, mereka mengamati bentuk daun yang mereka temukan dan akan mengklasifikasikan jenisnya.
Memanfaatkan alam sekitar dalam pembelajaran tidak hanya untuk mata pelajaran IPA. Mata pelajaran yang lain juga bisa diterapkan. Pembelajaran IPS tentang profesi, penampakan alam, jual beli, dan lainnya dapat dikenalkan dari lingkungan. Proses pembelajaran dengan melihat secara langsung akan mempermudah siswa memahami. Mata pelajaran Bahasa Indonesia materi wawancara yang ditemakan dengan PKN dapat dilakukan di luar kelas. Ketika melakukan wawancara dengan narasumber, etika dan sikap dapat sekaligus diajarkan. Mereka akan mempelajari bagaimana cara bersikap yang benar kepada orang lain.
Ketiga, memanfaatkan barang bekas untuk membuat alat peraga. Alat peraga sangat dibutuhkan dalam pembelajaran. Mata pelajaran apa pun membutuhkannya. Alat peraga membantu siswa dalam belajar. Alat peraga dapat dibuat dari lingkungan sekitar termasuk memanfaatkan barang bekas. Contoh barang bekas yang dapat dimanfaatkan dalam pembuatan alat peraga adalah botol air mineral, kertas bekas, sendok plastik, sedotan plastik, dan barang lainnya. Dalam memanfaatkan barang bekas harus hati-hati. Perlu diperhatikan penggunaannya.
Barang bekas yang dapat dimanfaatkan adalah barang bekas bukan dari bahan berbahaya atau mengandung zat kimia beracun. Kaleng obat nyamuk, atau botol obat tidak boleh dimanfaatkan untuk kegiatan ini. Zat kimia atau obat-obatan yang terkandung di dalam botol dapat membahayakan siswa. Pastikan barang bekas yang dipakai aman untuk siswa. Dampingi siswa ketika membuat alat peraga tersebut untuk menghindari kejadian buruk.
Alat peraga dari barang bekas yang dapat dibuat misalnya, kincir dari sendok plastik. Kincir ini juga dapat dipadukan dengan sendal jepit yang sudah tidak terpakai. Gelas air mineral juga dapat dimanfaatkan untuk membuat kincir. Kertas kardus sepatu atau kertas mika plastik dapat dibuat kincir angin. Mainan elektrik yang sudah rusak dapat dimanfaatkan dinamonya untuk menciptakan kincir sumber energi baterai. Kaleng susu yang sudah dicuci bersih dapat dimanfaatkan untuk membuat celengan atau vas bunga.  Alat peraga menarik tetapi murah.
 Keempat, membuat game edukatif yang menarik. Banyak permainan yang dapat diciptakan guru untuk membantu siswa belajar. Beberapa contoh game  yang penulis buat untuk pembelajaran. Belajar tentang kelipatan persekutuan terkecil (KPK) mata pelajaran matematika misalnya. KPK  sudah dikenalkan di kelas empat. Awalnya sangat susah untuk memahamkan siswa tentang materi ini. Dibutuhkan alat peraga yang sesuai untuk menjelaskan kepada siswa. Melalui permainan tepuk ternyata cukup membuat siswa paham tentang KPK.
Permainan ini dimulai dengan pembagian kelompok sesuai kebutuhan. Setiap kelompok akan bertepuk ketika bilangan kelipatan yang disebut oleh guru disebut. Contoh menentukan KPK dari 4 dan 6. Kelompok A bertepuk setiap kelipatan 4 disebut dan kelompok B bertepuk setiap kelipatan 6 disebut. Guru berhitung mulai dari bilangan 1. Ketika dua kelompok bertepuk bersamaan itulah KPK dari dua bilangan tersebut. Tepuk tangan bersamaan yang pertama disebut KPK sedang tepuk tangan selanjutnya disebut kelipatan persekutuan.
Selain dengan tepuk belajar kelipatan dapat juga dilakukan dengan permainan lainnya. Dengan loncatan atau membagi kerikil misalnya. Siswa membagi kerikil berdasarkan kelipatan sebuah bilangan. Ketika siswa di bilangan yang sama itu yang disebut kelipatan persekutuan dan bilangan pertama yang mendapatkan kerikil bersamaan untuk pertama kalinya itulah kelipatan persekutuan terkecil. Permainan ini tidak membutuhkan biaya tetapi cukup menyenangkan efektif untuk penanaman konsep.
Kelima, membuat cerita bergambar untuk memotivasi siswa senang membaca dan menulis. Media gambar dengan deskripsi menarik perhatian siswa. Ketika siswa bosan membaca teks bacaan di buku yang monoton atau cenderung tanpa gambar,  guru dapat menyiasati  dengan gambar bercerita. Gambar bisa didapatkan dari internet atau dari hasil karya siswa. Dengan media gambar ini sekaligus melatih siswa menulis. Gambar yang dibuat siswa dapat diberikan deskripsinya. Beberapa gambar yang sengaja dibuat oleh guru dan dideskripsikan siswa dapat dijadikan buku. Beberapa kumpulan deskripsi siswa yang dibukukan akan menarik siswa untuk senang membaca dan menulis.
Beberapa pembelajaran efektif di atas dapat diterapkan oleh semua guru. Tanpa biaya mahal tetapi cukup menyenangkan dan efektif .  Pembelajaran efektif dan kreatif diciptakan untuk membantu siswa belajar. Sehingga tetap dibutuhkan penekanan pada materi-materi tertentu untuk mempertegas materi yang dipelajari. Setiap pembelajaran dibutuhkan refleksi untuk memperbaiki mutu pembelajaran selanjutnya. Setelah refleksi perlu ada evaluasi dan perbaikan, mengingat semua proses pasti kelebihan dan kelemahan. Dengan demikian pembelajaran selalu ada perbaikan-perbaikan yang diharapkan akan membawa peningkatan mutu pendidikan.

Minggu, 10 September 2017

Pernikahan Suamiku

Pernikahan Suamiku

Hiruk pikuk kesibukan di rumahku menyambut kedatangan sepasang pengantin baru yang akan kami sambut dengan sederhana. Segala keperluan yang dibutuhkan kupersiapkan sendiri. Mulai dari tempat, kursi pengantin sampai jamuan makan. Pengantin wanita yang sangat cantik dengan hidungnya yang mancung selalu hadir di mataku. "Pasti mereka sangat bahagia saat hadir disini esok lusa." Pikirku dalam hati.
Baju pengantin perempuan yang sudah kusiapkan dengan desain elegan warna putih telah selesai kubuat. Semua kusiapkan sendiri. Ah, meski dia adalah maduku tetapi aku senang melihatnya bahagia. Aku belum mengenalnya dekat, aku juga tidak pernah tahu kapan mereka mulai berkenalan. Semua sudah terjadi dan tidak ada pilihan lain selain ikut bahagia.
Keringat mulai bercucuran, tak terasa seharian aku sibuk menyiapkan semua sendiri. Kulihat beberapa saudara dan tetangga mulai berbisik-bisik. Mereka melihatku dengan tatapan aneh. Aku tak perduli dengan tatapan mereka. Semua harus berjalan dengan baik.
"Ini hari bahagia kami berdua." Status medsos suamiku dengan memeluk mesra maduku. Ada sedikit rasa cemburu mulai menggodaku. Mulai muncul perasaan-perasaan sakit hinggap di hatiku. Seumur hidupku belum pernah aku diperlakukan demikian olehnya, apalagi dipamerkan di medsos. Akankah dia tidak pernah mencintaiku sejak awal? "Ah, setan mulai menguasaiku."
Kubereskan kain-kain bahan membuat baju yang telah tak terpakai. Kutata rapi kembali di sudut ruang rumahku.
"Mbak, serius kamu bisa menerima kehadirannya di rumah ini, sekuat itukan hatimu?" Perkataan adikku membuatku sedikit mengernyitkan dahi.
Benarkah aku sekuat itu, bisakah aku menerima kenyataan yang mungkin lebih condong ke dia daripada aku? Hatiku mulai dipenuhi rasa-rasa yang mempengaruhiku.
Iseng-iseng ku buka medsos suamiku, Ya Allah, deg rasa hatiku. Bulir-bulir air mata mulai luruh membuat basah mataku. Kemesraan yang dipamerkan di medsos sungguh membuatku cemburu. Kemesraan yang tak pernah diberikan padaku meski sekedar menggandeng tanganku. Benarkah selama ini tak pernah ada cinta untukku? Lalu, mengapa dulu dia menikahi aku?
Banyak pertanyaan muncul di hatiku. Tetapi, aku terlanjur mencintainya, menerima kelebihan dan kekurangannya. Bukan kemesraan yang aku pertanyakan, tetapi perasaanmu kepadaku.
Aku mulai goyah, rapuh pertahananku. Semua terasa tak indah lagi. Gaun pengantin yang kemarin kubuat dengan senyum sekarang berubah menakutkan. Perasaanku mulai tercabik, aku tak kuasa menahan rasa cemburu ini. Mengapa kau tampakkan kemesraanmu di depan semua orang? Mengapa kau tak menjaga perasaanku. Andai kau menjaga sedikit saja perasaanku, aku ikhlas menerimanya. Tapi, kau merubah keikhlasanku menjadi sebuah luka di hatiku. Kurelakan ada wanita lain di hatimu. Tetapi aku ingin perlakuan yang sama. Aku tidak pernah mengingkari Al-Qur'an tentang diperbolehkan poligami. Tetapi, bukankah harus berlaku adil?
Aku yang mulai menjadi penonton kemesraanmu, mulai tak dapat menahan sakit dalam hati. Kutumpahkan semua isi hatiku ke kakak. Dengan penuh kasih sayang, kakakku mendengarkan semua keluhanku. Tentang perasaan tidak adil, tentang rasa cemburu, tentang semua sikapmu yang jauh berbeda.
Kubiarkan tangisku meledak tak terkendali . Kulihat kakak hanya diam, semua sudah terjadi.
Kulihat wajah anakku yang polos tak mengerti apa yang sedang terjadi. Tak ada salahnya aku menyampaikan perasaanku kepadanya. Berharap dia bisa menjaga perasaanku sehingga kami bisa hidup berdampingan dengan damai.
"Selamat ya atas pernikahannya, semoga sakinah, mawadah warahmah."
Tak ada jawaban meski chat yang kukirim di wathsappnya telah dibaca. Mungkin dia sibuk mempersiapkan acara besok pagi. Mulai kuhibur diriku sendiri.
"Maaf mas, aku ikhlas mas menikah dengannya. Tetapi ada sedikit perasaan dalam hatiku yang membuatku bertanya-tanya. Mas, sangat mesra dengannya, dan sangat kelihatan rasa sayang mas kepadanya. Aku senang. Tetapi, ini sangat jauh berbeda dengan sikap mas denganku. Mas, mencintaiku juga kan?"
"Siapkah kamu menjadi janda?"
Jawaban yang cukup membuat jantungku serasa berhenti sejenak. Detak jantungku semakin kencang, tanganku mulai tak berdaya tuk menuliskan kata-kata. Aku telah salah sangka kepadamu.
"Ibu, maaf saya suntikkan antibiotik ya?" Suara perawat membangunkanku dari tidur. Ternyata aku hanya bermimpi. Syukurlah hanya mimpi dan semoga tak pernah terjadi.

Minggu, 03 September 2017

Mentari tenggelam di balik Merapi
Tiga bocah kecil menggelayuti
Menyusuri sawah yang mulai sunyi
Burungpun sembunyi di balik batang padi
Mulut mungil menyebut Asma Ilahi Robbi
Berharap ketenangan di dalam hati

Mentari benar-benar tenggelam
Kesunyian menyelimuti malam
Mata-mata kecil terpejam
Ditemani secercah lampu bohlam
Kini sunyi benar-benar mencekam

Jauh tetapi dekat
Dekat tetapi tersekat
Tak tersentuh tetapi terlihat
Tak bersanding tetapi lekat
Selalu muncul meski sekelebat

Sandingkan aku dalam doamu
Genggam angan dalam munajatmu
Rengkuh harapan dalam khusukmu
Merenda harapan-harapan dalam tengadahmu
Tenggelamkan cita akhirat dan dunia dalam sujudmu
Sampaikan rinduku dalam dialogmu
Tunaikan tugasmu
Hanya karena Allah
Lepas semua beban beratmu
Berserahlah kepada Sang Maha Pencipta

Sabtu, 22 Juli 2017

Lampu Neon (Part 2)

'Bangun... Bangun, matahari sudah tinggi, masak tidak malu! Teriak ibu membangunkan kami empat anak gadisnya yang sudah bangun pagi-pagi.
'Hhuuuaaahhh... Hei, aku terlambat sudah jam 06.00!" Dengan melempar selimutku, aku lari menuju kamar mandi yang tak jauh dari kamarku.
Suasana pagi di desa yang jauh dari keramaian dan hiruk pikuk kesibukan pekerja. Kami hanya mengenal kesibukan di sawah. Ayahku seorang petani sudah berangkat ke sawah sejak subuh, sedang ibu sibuk mengurus kami di rumah. Empat gadis dengan beda usia satu sampai dua tahun. Aku anak ketiga, kedua kakakku masih kuliah dan adikku masih SD. Kami hidup sederhana tetapi cukup membuat kami selalu bersyukur.
"Ibu, hati ini aku pulang sore ada kegiatan di sekolah." Dengan mencium tangan ibu, aku bergegas berlari mengejar bus langganan agar tidak terlambat sampai sekolah. Seragam putih abu-abu kebanggaanku membuat mantap melangkah.
"Pagi Bang!" Sapaku kepada kondektur bus langganan dengan sedikit senyum.
"Pagi Ra, tumben ceria banget wajahnya." Sambil mengatur penumpang agar tidak berjejal di depan pintu.
Hmmmm, sedikit senyum kecut mendengar ucapannya. Ahhh, sejak aku masuk SMA memang wajahku selalu ceria. Eits, tepatnya sejak bertemu dengan dia. Laki-laki bertubuh tinggi kurus, kulit putih, rambut cepak kecoklatan, dengan hidung yang gede he he. Laki-laki itu sudah menyita seluruh konsentrasiku tuk belajar. Aku hanya ingin melihatnya setiap hari.
"Thok thok, SMA turun!" Suara ketukan uang receh mengagetkanku dari lamunan. Segera turun dan berlari menuju kelasku.
"Pagi Rara." Sapa teman-teman saat aku melewati kelas II IPA. cukup kujawab dengan senyum dan melambaikan tanganku kepada mereka. Kakiku terus melangkah menuju kelas I IPA, tiba-tiba  ada rasa deg-degan sehingga langkahku menjadi pelan. Laki-laki itu sudah ada di depan kelasku. Hadew, bagaimana aku harus berjalan di depannya. Ahh, Kutata hatiku agar tidak gugup saat menyapanya.
"Pagi cantik, sayang tubuhmu mungil." Ledekan dia setiap kali bertemu denganku.
Kami semakin akrab, aku semakin mengaguminya, hampir tiap hari aku memperhatikannya. Entah perasaan apa yang ada di hatiku, yang jelas bunga selalu merekah dengan indahnya saat melihatmu. Canda tawa kita sering mengundang perhatian teman-teman. Aku sering memergoki kamu diam-diam memperhatikanku. Saat aku sedang duduk bersama teman-teman wanita kamu suka curi pandangan dari kejauhan.
Satu tahun aku mengenalmu tetapi tak ada perkembangan yang berarti. Kamu juga sering menghindar dariku. Meski aku masih sering melihatmu mencuri pandangan denganku, tetapi kamu tidak pernah menyapaku. Hanya saat ada tugas sekolah saja kita saling tegur sapa, ngobrol bersama, bercanda, dan bertanya kabar.
"Hei, disini rupanya, kucari-cari dari pagi." Seorang gadis cantik tinggi besar, berkulit sawo matang menarik lenganmu. Dia gadis idola di sekolah, dan ternyata merebut hatimu dariku. Wanita cantik nan anggun serasi denganmu yang gagah. Dengan perasaan sedih, aku harus menelan pahit karena bertepuk sebelah tangan. Aku ini lampu neon yang dibutuhkan orang saat sang mentari tenggelam. Aku yang tak  pandai bergaul membuat lawan bicaraku mudah bosan denganku. Meski harapanku kepadamu sangat besar tetapi dia lebih pantas untukmu. Seragam abu-abu yang akan menjadi saksi sebuah harapan dan perasaanku sampai kapanpun. Lampu neon tak kan pernah menjadi matahari.

Rabu, 14 Juni 2017

Sepuluh Hari di BDK

Grup WhatsApp yang tiba-tiba ramai sehingga membuat telepon genggamku lemot. Ada apa gerangan sehingga membuat semua anggota grup keluar dari persembunyiannya. Yang tadinya tidak pernah komentar jadi aktif, yang tadinya cuma ngintip seperti aku he he jadi ikut baper. Ternyata kabar untuk bertemu kembali yang membuat grup hidup kembali. Aku yang pesimis karena alamat madrasah keliru dan rasa dag dig dug antara maju atau mundur, siap atau tidak untuk mengemban amanah yang kelak harus aku terima.
Surat tugas sudah di tangan, sepuluh hari harus meninggalkan anak-anak bersama eyangnya karena ayahnya juga sedang ada tugas Diklat petugas haji di Embarkasi Donohudan. Balai Diklat Keagamaan Semarang akan menjadi tempat kami bertujuh puluh belajar tentang kepemimpinan. Sebuah ilmu baru bagiku sehingga ketika pretest aku benar-benar tidak paham. Tes online yang sudah membudaya di BDK Semarang memudahkan kami untuk mengetahui nilai yang diperoleh setelah selesai mengerjakan. Hasil mengejutkan karena nilaiku cuma 38, ha ha sungguh nilai yang fantastis rendah. Tak mengapa baru pretest, setelah pembelajaran pasti akan lebih baik.
Belajar tentang kepemimpinan di kelas angkatan 2 benar-benar mengesankan. Teman-teman yang solid, Widya Iswara yang memotivasi membuat pembelajaran selama sepuluh hari menyenangkan. Jauh dari suami dan anak dalam waktu selama itu memang menyedihkan, tetapi terlupakan dengan tugas-tugas dan canda tawa teman. Ilmu baru yang harus kupelajari ternyata cukup membuatku memahami betapa beratnya tugas seorang kepala madrasah. Dalam hati berkata "mampukah aku?"
Sebuah pertanyaan yang harus kukikis jika suatu saat aku harus memangku jabatan itu. Satu pesan dari Widya Iswara "lakukan dengan hati, meski berangkat dari keterpaksaan". Belajar, belajar, dan belajar harus senantiasa dilakukan.
Terimakasih kami ucapkan kepada Bapak/Ibu Widya Iswara terutama Ibu wali kelas kami Bu Katam. Yang sudah mendampingi dan membimbing kami dalam belajar. Selamat berjuang teman-teman semua. Bagi yang sudah duduk semoga tetap amanah, dan yang menunggu untuk duduk semoga selalu belajar untuk mengemban amanah. Dan selamat pulaaaaang, jangan lupa untuk selalu menyambung tali silaturahmi meski saling berjauhan. Ingat kita punya rumah yaitu di grup WA he he.

Jumat, 26 Mei 2017

Tentang Rindu



Kang....
Ini tentang rinduku
Kakiku sudah tak sabar tuk melangkah
Jemariku ingin segera menyentuhnya
Ragaku ingin segera dalam rengkuhnya
Kang....
Ini tentang rinduku
Saat lorong-lorong berbatu kita lalui bersama
Saat berlari mengejar kendaraan bersama
Saat harus berjalan kaki ribuan meter bersama
Saat makan sepiring berdua
Kang....
Ini tentang rinduku
Panas mentari mengiringi langkah kita
Tak pernah mengeluh
Meski raga penuh peluh
Meski sendal kita mulai meleleh
Tapi kaki kita terus melangkah
Kang....
Ini tentang rinduku
Melangkah di antara ribuan orang
Terjepit di antara tubuh tinggi besar
Bersujud bersama di depan rumah-Nya
Berjalan dengan pelukan kedua tanganmu
Kang....
Ini tentang rinduku
Tak pernah kau lepaskan tanganku
Kau peluk dalam langkahku
Untaian doa mengiringi langkah kita
Deraian air mata membasahi wajah kita
Kang....
Ini tentang rinduku
Tunaikan amanahmu
Sampaikan rinduku
Bawa aku disetiap langkahmu
Genggam hatiku bersamamu
Kang....
Ini tentang rinduku
Tentang harapanku
Tentang doa-doaku
Semoga kelak aku dipanggil kembali
Aamiin

Senin, 06 Maret 2017

Awal Mengenal IGI

Pertama kali mengenal IGI (Ikatan Guru Indonesia) melalui seorang teman. Waktu itu membentuk kepengurusan pertama di Solo Raya yaitu se eks Karesiden Surakarta. Ada 7 Kabupaten yang tergabung yaitu Kab. Sragen, Karanganyar, Boyolali, Klaten, Surakarta, Sukoharjo, dan Wonogiri. IGI Soloraya terbentuk pada tahun 2014 kemudian setelah konggres ke 2 di Makassar semua kabupaten berdiri sendiri.  IGI Kab.Sragen resmi berdiri pada tanggal 10 April 2016.

Sabtu, 04 Maret 2017

RPP Tema 1 Sub Tema 2 Kelas 4



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan   : 
Kelas / Semester        :  4 /1
                       Tema                           :  Indahnya Kebersamaan (Tema 1)
                        Sub Tema                  :  Kebersamaan dalam Keberagaman (Sub Tema 2)
Pembelajaran ke       :  1
Alokasi waktu            : 1 Hari

A.    KOMPETENSI INTI
1.      Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2.      Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3.      Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.
4.      Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B.     KOMPETENSI DASAR  DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
      PPKn
3.4   Memahami arti bersatu dalam keberagaman di rumah, sekolah dan masyarakat.
4.3   Bekerja sama dengan teman dalam keberagaman di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.
-        Menjelaskan makna bersatu dalam keberagaman
-        Menceritakan pengalaman bermain dengan teman yang berbeda-beda

Matematika
3.11 Menemukan bangun segi banyak beraturan maupun tak beraturan yang membentuk pola pengubinan melalui pengamatan
4.4 Melakukan pengubinan menggunakan segi banyak beraturan tertentu
-        Menemukan perbedaan antar bangun segi banyak berdasarkan ciri-cirinya
-        Membedakan rangkaian bangun yang merupakan pengubinan dan bukan pengubinan
-        Merancang pengubinan menggunakan bangun segi banyak

  PJOK
3.9 Memahami pengaruh aktivitas fisik dan istirahat yang cukup terhadap pertumbuhan dan perkembangan tubuh
4.3 Mempraktikkan kombinasi pola gerak dasar lokomotor untuk membentuk gerakan dasar atletik jalan cepat dan lari yang dilandasi konsep gerak melalui permainan dan atau olahraga tradisional
-        Mempraktikkan permainan tradisional engklek


C.    TUJUAN
§  Setelah mengamati gambar, membaca teks, dan berdiskusi, siswa mampu menjelaskan makna bersatu dalam keberagaman dengan rinci.
§  Dengan diskusi, siswa mampu menceritakan pengalaman bermain dengan teman yang
§  berbeda-beda dengan bahasa yang runtut.
§  Setelah bereksplorasi dengan gambar, siswa mampu membedakan antarbangun segi banyak berdasarkan ciri-cirinya dengan benar.
§  Setelah mengamati gambar dan berdiskusi, siswa mampu membedakan pengubinan dan bukan pengubinan dengan benar.
§  Setelah mengamati contoh, siswa mampu merancang pengubinan dengan teknik yang benar.
§  Setelah membaca teks, diskusi, dan simulasi, siswa mampu mempraktikkan permainan
§  tradisional engklek dengan kombinasi gerak dasar atletik jalan, lari, dan lompat dengan teknik dan aturan yang benar.

D.    MATERI
Pensil warna/krayon.
Teks bacaan tentang makna Kebersamaan dalam Keberagaman dengan menyampaikan bahwa meskipun kita berasal dari suku dan budaya yang berbeda, namun hal tersebut tidak menghalangi kita untuk bermain, bekerja sama, dan belajar.
     
Pengalaman Bermain.
      Bentuk Geometri.
      Pengubinan.
     
Permainan Engklek.
      Model engklek Kreasi Siswa.
      Informasi tentang Fahombo Batu.

E.     PENDEKATAN & METODE
       Pendekatan           : Scientific
Strategi                 : Cooperative Learning
Teknik                  : Example Non Example
Metode                 : Penugasan, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah

F.        KEGIATAN  PEMBELAJARAN
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Hafalan Matrik Perkalian 1-9. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing, dilanjutkan dengan Pembacaan Teks Pancasila. Guru memberikan salam dan mengajak berdoa. Melakukan komunikasi  tentang kehadiran siswa. Mengajak berdinamika dengan tepuk kompak dan lagu yang relevan. Guru menyiapkan fisik dan psikhis anak dalam mengawali kegiatan pembelajaran serta menyapa anak. Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.

10 menit
Inti
§ Siswa diminta mengamati gambar dan membaca teks pada buku siswa dan menjawab pertanyaan.
§ Ketika siswa menjawab pertanyaan, guru berkeliling untuk memberikan motivasi, membantu siswa yang membutuhkan, atau memberikan pertanyaan tambahan untuk menggali pemahaman siswa lebih jauh, yaitu dengan menanyakan pertanyaan berkesinambungan dari pertanyaan yang terdapat dalam buku siswa.
§ Siswa diberi kesempatan untuk berbagi jawaban secara berpasangan.
§ Guru memberi penguatan tentang makna Kebersamaan dalam Keberagaman dengan menyampaikan bahwa meskipun kita berasal dari suku dan budaya yang berbeda, namun hal tersebut tidak menghalangi kita untuk bermain, bekerja sama, dan belajar.
Pengalaman Bermain
§ Siswa menceritakan pengalaman mereka ketika bermain bersama teman dan menuliskannya pada buku siswa.
§ Guru memberi penekanan tentang cara bersikap ketika berinteraksi dan bermain dengan orang yang berbeda-beda. Kemudian guru membahas beberapa tulisan siswa yang bisa dijadikan sebagai bahan diskusi.
Bentuk Geometri
§ Siswa mengamati bentuk geometri yang terdapat pada buku siswa dan mengerjakan tugas pada buku siswa.
§ Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri atas 4 siswa. Disarankan setiap kelompok berisikan siswa yang mempunyai kemampuan yang berbeda-beda.
§ Guru melakukan observasi dan mencatat hasilnya di lembar pengamatan.
Pengubinan
§ Sebelum memberikan kegiatan selanjutnya, yaitu tentang pengubinan, guru harus memahami terlebih dahulu konsepnya dengan membaca bahan bacaan.
§ Setiap kelompok dibagikan satu set bentuk (terdiri atas 10 bentuk yang sama): persegi, segitiga sama sisi, segi lima, segi enam dan memberi kesempatan kepada mereka untuk membuat bentuk baru.
§ Secara klasikal, guru membahas bentuk-bentuk yang dihasilkan kelompok dan bertanya bentuk mana yang saling menumpuk, memiliki celah atau sebaliknya.
§ Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dan menebak nama bentuk baru yang dihasilkan. (Penilaian no. 1)
§ Guru memberi penguatan tentang pengubinan.
§ Siswa mengamati gambar yang terdapat pada buku siswa dan mengerjakan tugas sesuai instruksi.
§ Ketika siswa mengerjakan tugas, guru berkeliling dan membuat catatan tentang siswa. Bagi siswa yang sudah memahami konsep dengan baik, guru bisa memotivasi
§ siswa untuk membuat pekerjaan pengubinan yang lebih kompleks. Namun, bagi siswa yang belum terampil dapat dikelompokkan di satu meja untuk diberikan penguatan.
§ (Penilaian no. 2)
Permainan Engklek
§ Siswa mengamati gambar yang terdapat pada buku siswa dan melaksanakan tugas sesuai instruksi.
§ Sebelum kegiatan dimulai, guru menyiapkan 4 bentuk geometri (pengubinan dan bukan pengubinan) untuk permainan engklek di halaman sekolah. (Penilaian no. 3)
§ Siswa menceritakan pengalamannya bermain engklek kepada seorang teman dengan menjawab pertanyaan pada buku siswa.
Model engklek Kreasi Siswa
Kegiatan berikutnya dilakukan agar siswa dapat mengembangkan kreativitas dan mengaplikasikan pemahaman mereka tentang pengubinan dalam kehidupan sehari-hari.
§ Siswa merancang model engklek hasil karya mereka sendiri sesuai dengan yang tertera pada buku siswa.
§ Guru memandu diskusi dan membuat catatan saat mereka beraktivitas. (Penilaian no. 1)
§ Siswa diberi kesempatan untuk saling mencoba model permainan engklek kreasi mereka saat istirahat.
§ Siswa menggali lebih lanjut informasi tentang Fahombo Batu dari orang di sekitar mereka.
§ Siswa menulis perenungan pada buku siswa.
150 menit
Penutup
Siswa melakukan perenungan tentang kegiatan pembelajaran hari ini. Siswa menuliskan hal-hal yang telah mereka pelajari, kesulitan yang mereka alami, serta hal lain apa yang ingin mereka pelajari lebih lanjut. Guru mengajak siswa untuk mendiskusikan perenungan dengan mengajak siswa membacakan jawaban mereka. Siswa  diberikan kesempatan berbicara/bertanya dan menambahkan informasi dari siswa lainnya. Guru menyampaikan pesan moral untuk senantiasa menghargai kebersamaan dalam keberagaman berbangsa. Tugas: Bersama orang tua, siswa diminta untuk menggambar pengubinan yang ditemukan di rumah atau sekitarnya. Produk siswa harus dikumpulkan untuk dipajang.
Hafalan Matrik Perkalian 1-9. Salam dan doa penutup.
Pengayaan
Siswa membuat pengubinan dengan menggunakan bentuk geometri yang berbeda di kertas berpetak (1 cm).
Remedial
Kegiatan remedial diberikan kepada siswa yang masih memiliki kesulitan dalam memahami pengubinan. Kegiatan ini dapat dilakukan secara kelompok atau secara individu. Guru menyiapkan bentuk-bentuk geometri dari kertas dan menyiapkan kertas berpetak untuk latihan.
15    enit

G.    SUMBER DAN  MEDIA
·         Diri anak, Lingkungan keluarga, dan Lingkungan sekolah.
Buku Pedoman Guru Tema 1 Kelas 4 dan Buku Siswa Tema 1 Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Cetakan Ke-2, 2014 (Edisi Revisi)).
·         Buku Pengembangan Diri Anak.
·         Sumber Motivasi/Inspirasi Hidup:
·         Video/slide/gambar tentang Keberagaman Budaya Bangsa Indonesia.

H.    PENILAIAN
  1. Prosedur Penilaian
a.      Penilain Proses
Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir.
b.      Penilaian Hasil Belajar
Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis dan lisan (terlampir).

  1. Instrumen Penilaian
a.      Penilaian Proses
1.      Penilaian Kinerja.
2.      Penilaian Produk.
b.      Penilaian Hasil Belajar
·       Pilihan ganda.
·       Isian singkat.
·       Esai atau uraian.


Mengetahui                                                                      ............................,.............20
Kepala MIN Karangjati                                                 Guru Kelas 4



Siti Marwiyah,S.Ag,M.Pd.I                                           Rohmawati
NIP.197303221994032001                                              NIP.197809201998032001