Kamis, 09 Februari 2017

Menulislah dan Pajang di Pohon


Aha, selamat beraktifitas Bapak/Ibu guru semua. Istilah literasi sudah tak asing lagi tentunya, entah hanya sekedar didengar atau mungkin ada yang getol melaksanakan literasi dengan totalitas yang wuuiiih kereen. Pemerintah juga menggalakkan Gerakan Literasi Sekolah setiap hari 15 menit sebelum KBM. Tetapi literasi di madrasah beda lho, hayo apa bedanya, kasih tahu ga ya? he he kepo deh (padahal ga ada yang kepo, eh kepo sendiri)
Literasi di madrasah sudah terlaksana sejak zaman saya masih kecil, persisnya kapan saya juga tidak tahu, jadi tak perlu menunggu GLS. Setiap pagi sebelum KBM di madrasah membaca Al-Qur`an selama 15 sampai 20 menit keren kan, masak tidak tertarik dengan madrasah he.. heee.(Banggain sendiri ah, madrasah madrasah gue). 
Tetapi saya tidak akan membahas tentang GLS, saya akan menulis tentang bagaimana cara memancing minat menulis siswa. Mengajak siswa membaca sudah biasa kita lakukan yang penting ada buku yang dibaca, diberi contoh oleh guru ikut menemani mereka membaca pasti asik. Saya memberi judul "Menulislah dan Pajang di Pohon" ini adalah pengalaman saya ketika mengajak siswa menulis.
Saya mengajar kelas 4 MI, setiap hari mereka membaca buku yang ada di sudut baca kelas. Karena keterbatasan buku siswa lama-lama bosan juga kan? Nah, mengapa tidak mencoba mengajak mereka menulis kemudian memajangnya agar dibaca bersama-sama, pasti asik. Awalnya saya menyuruh mereka menulis cita-cita dan menempel tulisan mereka di dinding. Eh, baru satu bulan dinding penuh dengan tulisan siswa. Akhirnya membuat pohon yang setiap dahannya ada nama siswa untuk memajang tulisan mereka. 
Tulisan apa yang dipajang? Tentunya tulisan yang bermanfaat dong, bisa berupa komik, share pengetahuan terbaru dan juga pengalaman mereka, ternyata mereka kreatif bahkan melebihi gurunya (he he maklum guru abad 20 siswanya abad 21). Setiap satu minggu sekali mereka akan memperbaruhi tulisannya dan memajangnya di pohon. Pohon yang baik hati mau di tempeli kertas-kertas bahkan tak jarang dikerumuni siswa karena penasaran dengan tulisan teman-temannya (duh... sumukeee).
Menulis itu mudah begitu akhirnya kata mereka. Apapun tulisan mereka, sesederhana usia mereka perlu acungi jempol. Nah, menulislah dan pajang di pohon ya?

0 komentar:

Posting Komentar